Krisis iklim menjadi momok tersendiri ditengah wabah yang menyerang masyarakat dengan segala bentuk ancamannya. Mengambil dari kata krisis yang berarti darurat, krisis iklim merupakan situasi perubahan ekstrem yang ditandai dengan meningkatnya suhu bumi dan cuaca tidak menentu. Dampak yang dialami memang tidak merata secara keseluruhan, sebab beberapa daerah memiliki ketahanan masing-masing. Krisis iklim sendiri bukan hal remeh karena ancamannya benar menganggu keberlangsungan hidup makhluk bumi, seperti kesehatan, ketersediaan pangan, bahkan keberlangsungan sebuah negara.
Selain meningkatnya suhu bumi, kelangkaan pangan menjadi dampak dari terjadinya krisis iklim itu sendiri. Sulitnya bahan pangan terjadi hampir merata dan merugikan banyak pihak. Kemudian, saat mulai terdesak dengan kondisi tersebut, sebagian orang mencoba untuk mencari cara sehingga mampu bertahan hidup salah satunya dengan berkebun. Tidak hanya perorangan saja yang melakukannya, bahkan beberapa komunitas lingkungan memiliki fokus khusus dengan giat berkebun. Komunitas hadir untuk mengajak sekaligus mengenalkan metode berkebun yang asik dan menarik.
Atas dasar itulah diskusi ini diselenggarakan, untuk mulai melakukan langkah kecil melawan krisis iklim dan bersama menyelamatkan bumi. Walau mungkin terlihatnya sepele, setidaknya dengan berkebun kita memiliki andil untuk bersama menjaga warisan yang sudah ada dan tidak merusaknya.
Tema |
: |
Berkebun: Berkutat Antara Hype atau Climate Change |
Pemateri |
: |
· Earth Hour Jogja (Shinta Khoiri F.) · KOPHI Jogja (Zain Nabil) |
Waktu |
: |
16.00-17.30 WIB |
Tanggal |
: |
7 Februari 2021 |
Tempat |
: |
Via Zoom |
What others say about “Diskusi Senja #3: Berkebun: Berkutat antara Hype atau Climate Change” ? (0 Comments)