KEGIATAN Listed all our awesome blog posts, hospital news!

Refleksi Hari Air: Krisis Air adalah Persoalan Serius yang Harus Segera Direspon

Refleksi Hari Air: Krisis Air adalah Persoalan Serius yang Harus Segera Direspon

Belum lama ini, tepatnya pada tanggal 22 Maret kemarin, kita memperingati Hari Air Sedunia. Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Karena tanpa air, barangkali sukar dibayangkan bagaimana manusia bisa terus hidup di muka bumi ini. Namun sayangnya, akhir-akhir ini fenomena kekeringan atau krisis air semakin sering dijumpai. Hal tersebut tentu perlu segera menjadi perhatian bersama.

“Kita sering melihat adanya krisis air, semisal yang terjadi di Gunungkidul. Bahkan menurut data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), krisis air di Jawa setidaknya akan terjadi hingga 2070. Akan banyak lahan-lahan berubah fungsi dan kebutuhan air akan semakin susah. Tanaman penyerap air semisal mojo dan bambu mulai menghilang”, kata Dityo Puspito Yuwono, aktivis Jogja Berkebun.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Diskusi Senja #7 bertajuk “Merayakan Hari Air yang Justru Kering” yang dilaksanakan secara virtual pada Sabtu, (27/03). Acara ini merupakan diskusi rutin yang diselenggarakan Padepokan ASA Wedomartani.

Lebih lanjut, menurut Dityo, kita perlu segera memikirkan dan merespon persoalan tersebut. “Kita perlu berpikir bagaimana bisa menggunakan air kembali. Semisal menggunakan biji kelor untuk menetralkan air tercemar sehingga bisa digunakan kembali. Juga semisal pemanfaatan air-air cucian untuk tanaman dan hal-hal lainnya. Juga buat tandon air hujan di rumah. Kita, masyarakat, jangan terlalu mengandalkan bantuan air saja”, ujarnya.

Dityo mengajak masyarakat agar lebih kreatif dan solutif lagi dalam merespon keadaan. Di samping itu, ia juga mengajak agar masyarakat tidak hanya mengandalkan berpangku tangan saja. Tapi mereka juga perlu proaktif melakukan solusi-solusi mandiri dan preventif. Dengan begitu, harapannya persoalan krisis air ini akan semakin cepat diatasi.

Sementara itu, Dinda Dewi Aisyah, perwakilan Greenpeace Youth Yogyakarta, juga sepakat dengan yang disamapaikan Dityo. Menurutnya, akhir-akhir ini kita memang dihadapkan dengan persoalan krisis air yang semakin serius. “Pada 2015, World Resources Institute (WRI) memprediksikan bahwa di 2040 beberapa negara di dunia akan mengalami krisis suplai air secara drastis, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Kemudian menurut Piesse, beberapa faktor yang memicu krisis tersebut adalah adanya perubahan iklim global; pengelolaan air yang buruk; banjir dan angin kencang; serta daya saing negara yang rendah”, ungkapnya.

Selanjutnya, Dinda juga menambahkan bahwa dalam konteks Indonesia, industrialisasi, deforestasi, dan privatisasi air adalah hal yang mendesak dan penting untuk kita direspon. Karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan ketersediaan air di Indonesia.

Kemudian imbuh Dinda, diantara hal yang juga bisa dilakukan sebagai langkah solusi adalah dengan Integrated Water Resource Management (IWRM). “Yaitu dengan kebijakan lintas sektor dan pengelolaan secara berkelanjutan; infrastruktur air yang lebih baik; penemuan tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air; serta kesadaran yang lebih tinggi tentang penggunaan dan polusi air”, pungkasnya.

Tweet Like Share Share Pin it Email
Loading...

What others say about “Refleksi Hari Air: Krisis Air adalah Persoalan Serius yang Harus Segera Direspon” ? (0 Comments)

Leave a Comment


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.