Solidaritas Alam (SALAM),sebuah nama yang diambil dari kecintaan mereka akan lingkungan hidup. Komunitas SALAM berisi personal-personal yang secara tidak sengaja bertemu ketika mendaki gunung, sampai akhirnya bersepakat untuk mendirikan suatu komunitas. Dalam usianya yang masih muda, SALAM telah mampu melakukan berbagai macam kegiatan yang migunani tumraping liyan. Salah satu upaya mereka adalah kegiatan “Bersih Gunung Andong” yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 21 November 2015. Dalam kegiatan ini mereka akan berfokus pada upaya untuk membersihkan gunung dengan cara pembuatan tempat sampah dan penyebaran trashbag sebanyak-banyaknya.
SALAM ini adalah bagian kecil dari ratusan atau bahkan ribuan komunitas kaum muda yang tersebar di Jogja. Menilik pada kaum muda sendiri, keberadaannya sering dikaitkan dengan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Cukup dewasa untuk dikatakan sebagai anak-anak, namun juga masih kekanakan untuk dikatakan sebagai orang dewasa. Masa peralihan inilah yang terkadang membuat kaum muda cenderung untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti tawuran, penyalahgunaan obat terlarang, seks bebas, dan lainnya. Walaupun sebenarnya kenegatifan ini merupakan cara mereka menunjukan eksistensinya sebagai kaum muda. Di tengah pandangan negatif akan keberadaan kaum muda ini, maka tergabung dalam komunitas merupakan usaha positif dari anak muda untuk menolak stigmasisasi yang dialamatkan pada mereka. Dengan tergabung dalam suatu komunitas maka mereka berupaya untuk menunjukan bahwa mereka mampu berkegiatan positif. Komunitas dapat dijadikan wadah bagi mereka untuk sekreatif mungkin berbuat sesuatu hal yang positif bagi orang lain dan lingkungan.

Acara Meeting Besar SALAM Bersih Gunung Andong yang diselenggarakan pada sore hingga petang tanggal 11 Oktober 2015 menghadirkan anggota-anggotanya untuk mendiskusikan beberapa hal penting. Acara yang diselenggarakan di Padepokan ASA @Wedomartani salah satunya mendiskusikan tentang pendanaan bagi aksi yang akan mereka lakukan. Diskusi menghasilkan kesepakatan bahwa SALAM akan mencoba mencari pendanaan dengan cara memproduksi kaos yang bertemakan lingkungan/alam dan mengumpulkan kertas bekas untuk kemudian dijual.
Konsep pendanaan seperti inilah yang membedakan komunitas kaum muda di Jogja dengan kota-kota besar lain di Indonesia. Komunitas kaum muda di kota lain cenderung meminta bantuan pihak sponsorship perusahaan-perusahaan besar, beda dengan kaum muda di Jogja dengan kreatifitas masing-masing berusaha untuk bisa mendapatkan pendanaan. Salah satunya sisi entrepreneurship dari SALAM, dengan cara pembuatan desain kaos, dipublikasikan ke khalayak, menerima order, pembuatan kaos di konveksi, kemudian dijual. Cara-cara seperti inilah yang membuat komunitas kaum muda di Jogja dapat bertahan dan bahkan cenderung terus berkembang. Ketiadaan dana yang signifikan mampu mereka akali untuk memproduksi suatu acara yang ‘wah’. Di satu sisi caranya adalah dengan memutar otak dan tenaga untuk menghasilkan dana, sisi lain dengan ketiadaan dana sedikit pun bisa mencari ‘gratisan-gratisan’ yang dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian diolah untuk menjadi suatu acara. Amazing!!
SALAM, sebagai salah satu komunitas kaum muda Jogja yang kreatif patut kita apresiasi bersama. Bagaimana mereka dengan ‘sumber daya manusia’ yang ada mencoba untuk mencari ‘sumber dana’ guna memperbaiki ‘sumber daya alam’. Tertarik bergabung? ***
Contact Person Solidaritas Alam (SALAM) Yogyakarta : Herna -085642829756-
What others say about “Solidaritas Alam (SALAM), Contoh Komunitas Kaum Muda Jogja yang Kreatif” ? (0 Comments)